LEGENDA PUNDEN DONAN
![]() |
Cungkup Punden Donan |
Donan-Purwosari. Bagi sebagian warga desa Donan dan sekitarnya, Punden Mbah Sinare Donan sudah tak
asing di telinga mereka., diantara beberapa nisan penduduk warga desa Donan
yang sudah meninggal dunia ada satu
bangunan cungkup yang letaknya ditengah-tengah,
di dalam sebuah bangunan cungkup ada sebuah nisan berusia ratusan tahun,
bangunan cungkup yang di kekelilingi beberapa
pohon Trembesi dan pohon Jati alam yang usianya juga sudah puluhan bahkan
mungkin ratusan tahun itulah yang di kenal dengan sebutan Punden Mbah Sinare Donan.
Punden Mbah Sinare dikeramatkan oleh
sebagian orang, Punden ini merupakan pusat kesakralan desa Donan, dan di
percaya sebagai pembuka pertama desa Donan, setiap hari pe-ziarah dari berbagai
daerah datang ke tempat itu dan khususnya pada malam Jum’at Pahing. Mereka menilai
Mbah Sinare sebagai fenomena lumrah
dalam tradisi masyarakat berbasis animisme. yang berfungsi sebagai simbol
karena sebagian masyarakat percaya Mbah
Sinare memiliki (kekuatan) yang sanggup memberikan manfaat kepada
mereka. Namun dari sisi agama masyarakat tidak gegabah mengafirkan mereka.
Sebab, bisa jadi Punden Mbah Sinare
hanyalah medium perantara untuk meminta kepada Tuhan.
Sebut saja mbah Supatman yang usianya hampir satu abad, beliau di
kenal sebagai tokoh masyarakat yang dulu pernah menjabat sebagai kepala desa Donan
yang ke 7 dari tahun 1962 sampai pada tahun 1990. Beliau adalah juru
kunci punden donan pada saat ia menjabat sebagai kepala desa, namun Mbah
Supatman atau lebih di kenal dengan sebutan Mbah Mantan ini belum bisa memberi
keterangan yang jelas mengenai asal usul Mbah
Sinare, namun sebagian orang meyakini bahwa Mbah Sinare adalah prajurit dari Pajang yang melarikan diri saat
peperangan melawan Jipang
Mbah Mantan menjelaskan tentang pantangan apa saja yang ada di
desa Donan di masa lalu, seperti tidak boleh memakai tutup kepala (Topi) saat
melewati punden Mbah Sinare, tidak
boleh memelihara Sapi, Wedus Gibas dan angsa, itu semua di yakini karena adanya
kejadian-kejadian aneh yang terjadi saat semua pantangan itu di langgar, namun
seiring berkembangnya jaman, pantangan dan larangan-larangan itu seakan sirna
dan tidak berpengaruh lagi, itu semua terbukti dengan banyaknya warga yang
sekarang memelihara hewan yang sudah jadi pantangan tersebut.
Dahulu di Punden Mbah sinare
ini juga ada kentes dari kayu (semacam pentungan polisi) juga pedang kayu yang
bisa menyerupai pedang asli yang bukan dari kayu, akan tetapi siapa pembuatnya
pun masih simpang siur, namun sayang sekarang ini benda tersebut juga tidak
pasti keberadaannya, ada yang mengatakan disimpan di dalam Cungkup, entah itu
yang asli atau bukan. (bersambung)
(KIM Punden Donan)
Posting Komentar