Tas Punggung (Ransel) |
Donan - Purwosari. Memproduksi dan menjual aneka tas
berbahan vinil, spundbound, plastik, dan
mika menjadi rutinitas harian bagi seorang kepala rumah tangga, sebut saja Samijo warga desa Donan. Setelah memutuskan untuk pulang kampung karena
sebelumnya tinggal di Surabaya dan bekerja di pabrik tas, bapak dua orang putri
tersebut memutuskan untuk menekuni hobinya
memproduksi aneka tas di kampung halaman. Awal menjalankan usaha, Pak
Samijo masih mengerjakan produksi dan mengambil pesanan dari pabrik tempat
dimana dulu di Surabaya ia bekerja. Pak Samijo memutuskan untuk menjalankan
usaha sendiri di rumahnya di desa Donan kecamatan Purwosari.
Saat ditemui anggota KIM Punden Donan di rumahnya Pak Samijo berujar “jika saat ini ia mampu
memproduksi beberapa jenis dan model tas. Didukung empat buah mesin jahit yang
memenuhi sudut rumahnya, Pak Samijo melayani beragam pesanan tas dengan di
bantu oleh beberapa warga yang memang bisa menjahit, namun sebagai usaha yang
baru dirintis walaupun dibantu tenaga warga setempat belum bisa memenuhi
target” kata Pak Samijo.
Rumah produksi |
Selama ini Pak Samijo mmengandalkan teman
dan mendatangi berbagai instansi untuk mempromosikan produknya. Dengan menggunakan
merek awal Five Star sebagai nama usahanya, Pak Samijo mengaku selama ini
kapasitas produksinya belum begitu besar. Hal itu dikarenakan produksi Five
Star hanya memenuhi pesanan saja dan belum secara aktif memaksimalkan penjualan
produksinya.
Meskipun mengaku belum begitu
memaksimalkan proses pemasarannya, kedepannya produk-produk Five Star
diharapkan mampu ikut bersaing dalam usaha bisnis yang saat ini lagi marak.
Hasil kreasi Five Star diproduksi sendiri menggunakan bahan baku yang dibeli
dari Surabaya. Beragam bahan baku tersebut dikreasikan sedemikian rupa sehingga
memiliki kualitas yang tidak kalah dengan hasil kreasi pabrikan.
Makin maraknya persaingan usaha
sejenis dewasa ini justru menjadi motivasi bagi Pak Samijo untuk lebih
meningkatkan inovasi produk kreasinya. Menurutnya “hanya dengan berinovasi,
maka produk-produk kreasinya tidak terkesan monoton dan memberikan banyak
pilihan bagi para customer. Dan harga yang ditawarkan Five Star untuk aneka
produknya cukup terjangkau dan bervariasi”. jelas Pak Samijo. Dengan harga yang
terjangkau, Pak Samijo optimis Five Star akan mampu bersaing dengan
produsen-produsen sejenis yang sudah lebih awal mengembangkan usahanya.
Kendala yang menjadi hambatan bagi Pak
Samijo adalah kurangnya modal dan tenaga produksi, karena disamping memasarkan
produk-produk tersebut seorang diri Pak Samijo harus memberi arahan kepada tenaga pekerja juga belum punya tenaga
finishing yang memang punya keahlian dibidang pembuatan tas.
Di akhir wawancara, Pak Samijo
kembali menegaskan meskipun produksinya masih terbatas dan dikerjakan dengan
peralatan manual, namun kualitas produk tetap menjadi patokan utama baginya.
Menurutnya justru dengan pengerjaan secara manual maka detail produk bisa lebih
diperhatikan. (KIM Punden Donan)
Posting Komentar