HEADLINE NEWS

Jumat, 08 Mei 2015

LEGENDA PUNDEN DONAN (1)

LEGENDA PUNDEN DONAN

Cungkup Punden Donan
Donan-Purwosari. Bagi sebagian warga desa Donan dan sekitarnya, Punden Mbah Sinare Donan sudah  tak asing di telinga mereka., diantara beberapa nisan penduduk warga desa Donan yang sudah meninggal dunia  ada satu bangunan cungkup yang  letaknya ditengah-tengah, di dalam sebuah bangunan cungkup ada sebuah nisan berusia ratusan tahun, bangunan cungkup yang di kekelilingi  beberapa pohon Trembesi dan pohon Jati alam yang usianya juga sudah puluhan bahkan mungkin ratusan tahun itulah yang di kenal dengan sebutan Punden Mbah Sinare Donan.

Punden  Mbah Sinare dikeramatkan oleh sebagian orang, Punden ini merupakan pusat kesakralan desa Donan, dan di percaya sebagai pembuka pertama desa Donan, setiap hari pe-ziarah dari berbagai daerah datang ke tempat itu dan khususnya pada malam Jum’at Pahing. Mereka menilai Mbah Sinare sebagai fenomena lumrah dalam tradisi masyarakat berbasis animisme. yang berfungsi sebagai simbol karena sebagian masyarakat percaya Mbah Sinare memiliki (kekuatan) yang sanggup memberikan manfaat kepada mereka. Namun dari sisi agama masyarakat tidak gegabah mengafirkan mereka. Sebab, bisa jadi Punden Mbah Sinare hanyalah medium perantara untuk meminta kepada Tuhan.

Sebut saja mbah Supatman yang usianya hampir satu abad, beliau di kenal sebagai tokoh masyarakat yang dulu pernah menjabat sebagai kepala desa Donan yang ke 7 dari tahun 1962 sampai pada tahun 1990. Beliau adalah juru kunci punden donan pada saat ia menjabat sebagai kepala desa, namun Mbah Supatman atau lebih di kenal dengan sebutan Mbah Mantan ini belum bisa memberi keterangan yang jelas mengenai asal usul Mbah Sinare, namun sebagian orang meyakini bahwa Mbah Sinare adalah prajurit dari Pajang yang melarikan diri saat peperangan melawan Jipang

Mbah Mantan menjelaskan tentang pantangan apa saja yang ada di desa Donan di masa lalu, seperti tidak boleh memakai tutup kepala (Topi) saat melewati punden Mbah Sinare, tidak boleh memelihara Sapi, Wedus Gibas dan angsa, itu semua di yakini karena adanya kejadian-kejadian aneh yang terjadi saat semua pantangan itu di langgar, namun seiring berkembangnya jaman, pantangan dan larangan-larangan itu seakan sirna dan tidak berpengaruh lagi, itu semua terbukti dengan banyaknya warga yang sekarang memelihara hewan yang sudah jadi pantangan tersebut.

Dahulu di Punden Mbah sinare ini juga ada kentes dari kayu (semacam pentungan polisi) juga pedang kayu yang bisa menyerupai pedang asli yang bukan dari kayu, akan tetapi siapa pembuatnya pun masih simpang siur, namun sayang sekarang ini benda tersebut juga tidak pasti keberadaannya, ada yang mengatakan disimpan di dalam Cungkup, entah itu yang asli atau bukan. (bersambung)
(KIM Punden Donan)


About ""

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Vivamus suscipit, augue quis mattis gravida, est dolor elementum felis, sed vehicula metus quam a mi. Praesent dolor felis, consectetur nec convallis vitae.

Posting Komentar

 
Copyright © 2015 Kim Punden Donan
Design by FBTemplates | BTT